Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain (Foto: Humas LIPI)

nusakini.com - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain mengungkapkan pihaknya akan menjadikan Technopark Samosir sebagai pusat diseminasi iptek untuk usaha rintisan (start-up company) di Kabupaten Samosir. “Usaha berbasis iptek relatif mudah bertahan dalam segala situasi. Technopark Samosir akan menjadi sentra pelatihan alih teknologi yang bisa diandalkan di Samosir untuk peningkatan ekonomi masyarakat," ujarnya dalam kegiatan Diseminasi Iptek LIPI dan Pelatihan Start-up Company Technopark Samosir di Samosir, Sumatera Utara, Selasa (1/11/2016) lalu.

Iskandar menjelaskan, di Amerika Serikat usaha rintisan berbasis iptek telah membuka lapangan kerja untuk 45 juta pekerja dan menyumbang hingga 38.2 persen produk nasional bruto Amerika Serikat. “Kita menginginkan pelaku usaha rintisan tidak semata hanya menjual produk secara cepat, namun juga ada peningkatan kuantitas dan kualitas produk sehingga otomatis pasar bisa cepat menyerap,” terangnya. 

Technopark Samosir sendiri mulai beroperasi sejak 30 Juni 2015 dengan fokus kegiatan pada pengembangan bidang perikanan dan pengelolaan sumber daya perairan di kawasan Danau Toba. Beberapa hasil riset LIPI yang diterapkan antara lain adalah kubah untuk menutup kolam pembenihan. Kubah ini menggunakan bahan polycarbonat dan ditopang dengan rangka baja untuk menjaga kestabilan suhu permukaan kolam. 

LIPI juga sedang melakukan uji coba sistem online monitoring berbasis sistem aplikasi Android untuk memonitor suhu dan kualitas air yang akan terhubung secara langsung ke ponsel. Sistem ini sebelumnya telah berhasil diterapkan di danau Maninjau, Sumatera Barat. Selain itu juga LIPI mengembangkan pabrik pakan ikan untuk memenuhi kebutuhan pakan benih ikan yang punya spesifikasi khusus. 

Pembangunan Sumber Daya Manusia 

Selain alih teknologi, LIPI juga menyiapkan skema pelatihan untuk pelaku usaha dan peternak ikan Samosir. “Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat siap menerima alih teknologi dari LIPI. Proses alih tknologi akan percuma jika masyarakatnya sendiri belum siap,” ujar Iskandar.

Salah satu bentuk pelatihan tersebut adalah pengiriman tenaga pengelola 

Technopark Samosir ke Pusat Penelitian Limnologi LIPI di Cibinong, Jawa Barat.

Sebelumnya Bupati Kabupaten Samosir, Rapidin Simbolon, mengeluhkan kurangnya sumber daya manusia di daerahnya yang menguasai pengelolaan sektor perikanan dan perairan. “Kami pada tahun 2007 telah membangun Balai benih Ikan namun karena kurangnya pengetahuan akhirnya hanya bisa memproduksi 10 ribu ekor benih ikan setiap tahunnya,” ungkapnya. 

Menurut Rapidin setelah kehadiran Technopark Samosir, kebutuhan benih ikan tadi akhirnya mulai bisa terpenuhi. “Sampai bulan Oktober ini sudah mencapai 2,4 juta ekor benih ikan,” ujarnya.

Iskandar menyebutkan, pengelolaan Technopark memerlukan sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga riset serta perguruan tinggi. “Pemerintah daerah bertanggungjawab pada aspek regulasi dan penyediaan fasilitas. Sedangkan lembaga riset seperti LIPI merupakan provider penyedia teknologi,” jelasnya. 

Menurutnya, model ini sudah teruji di Taiwan dan Korea Selatan. “Bentuk ini berhasil membuat Taiwan dan Korea Selatan keluar dari perangkap pendapatan menengah atau Middle Income Trap,” tutupnya. (p/mk)